Jumat, 12 Juli 2013

Siklus Hidup Software


        Pada saat  ini saya akan mencoba untuk membahas atau sedikit menjelaskan tentang Proses Perancangan Interaksi (Model Siklus Hidup Dan Proses). Dimana ada beberapa model yang perlu kita ketahui :

A. Bentuk Waterfall
           Model ini adalah model yang muncul pertama kali yaitusekitar tahun 1970 sehingga   sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyakdipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematisdan urut mulai dari levelkebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing/verification, dan maintenance.

 

 


Keterangan:
  • System / Information Engineering and Modeling.
           Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari
keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi denganelemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.
  • Software Requirements Analysis.
         Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.
  • Design.
          Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadirepresentasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya.Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.
  • Coding.
           Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.
  • Testing / Verification.
            Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian jugadengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.
  • Maintenance.
            Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalahpengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.
  • Keunggulan Waterfall:
a. Dituntut bekerja secara disiplin
b. Dokumen lengkap
c. Selalu dalam kontrol SQA
d. Maintenance mudah, karena dokumen lengkap
  • Kekurangan:
a. Konsumen kesulitan membaca dokumen, komunikasi menjadi sulit
b. Alur linier, proses lambat.
c. Konsumen tidak dapat melihat hasil hingga akhir tahapan
            d. Personil tidak bekerja optimal, karena ada waktu tunggu sebuah tahapan selesai

 

 


B. V Model

 

 

 


Teknik V model sering disebut sebagai pengembangan dari teknik waterfall. V model untuk verifikasi dan validasi dan merupakan model standar yang banyak dipakai di negara-negara Eropa seperti standar untuk proyek pertahanan dan administrasi federal di Jerma. V model merupakan proses pengembangan perangkat lunak (juga berlaku untuk pengembangan hardware) yang dapat dianggap perluasan dari model air terjun. Alih-alih bergerak turun dengan cara yang linear, langkah-langkah proses yang bengkok ke atas setelah fase coding, untuk membentuk V yang khas.
V Model digunakan dalam proyek teknologi informasi di negara Jerman. Hal ini berlakuterutama untuk proyek teknologi informasi pada pada sektor pertahanan negara Jerman. Selainitu, V Model juga digunakan oleh software developer negara Jerman untuk proyek teknologi informasi lain.
  •  Keuntungan menggunakan teknik V model : 
a.    Merupakan model pengambangan terstruktur.S
b.    Setiap fase dapat diimplementasikan dengan dokumentasi yang detail dari fase sebelumnya.
c.    Aktivitas pengujian dapat dimulai di awal proyek, sehingga mengurangi waktu proyek.
  •  Kelemahan menggunakan teknik V model : 
             a. Dokumentasi harus cukup detail agar fase selanjutnya dapat berjalan dengan baik

  

 

   C. Star Life Cycle Model

 

 

 


  • Fasilitas yang penting:
a.  Tidak kegiatan kecil yang harus selalu urut. Pengembangan dapat dilakukan di satu bagian saja.
b. Pengujian dilakukan terus-menerus, tidak harus diakhiri.
c. Pengembangan dari pengamatan perancangan interface.
Dengan fitur utamanya, evaluasi dilakukan pada acara utama, tidak perlu adanya pengurutan dalam pemrosesan kegiatan yang dilakukan.Fitur utama yand dimiliki adalah rekayasa usabilitas, pendekatan rekayasa engineering, penentuan persyaratan, desain, evaluasi dan prototyping, dapat digunakan untuk proyek kecil, dan memiliki panduan untuk mencapai usabilitas yang diharapkan.
Evaluasi merupakan pusat dari model ini, dan setiap kali suatu kegiatan selesai, hasilnya (s) harus dievaluasi. Jadi proyek mungkin mulai dengan pengumpulan persyaratan, atau mungkin mulai dengan mengevaluasi situasi yang ada , atau dengan menganalisis tugas yang ada, dan sebagainya.

 


D. Model Rancangan Interaksi Sederhana

 



Keterangan:
•   Identifikasi kebutuhan dan persyaratan system disini suatu sistem akan di identifikasi sesuai denga kebutuhan sistem itu sendiri.
•   Pengembangan desain alternatif (desain konseptual dan fisikal)
•   Membuat versi interaktif dari desain yang dihasilkan
•   Mengevaluasi desain (usabilitas dan user experience)
Model Rancangan Interaksi Sederhana
  • Satu titikan masukan
  • Rancangan menghasilkan prototipe yang interaktif yang dapat dievaluasi
  • Evaluasi dapat dilakukan dimana saja
  • Evaluasi harus dikaitkan dengan hasil akhir

 

E. Siklus Hidup Untuk Pengembangan (RAD: Linier Sequential)

     

    Versi cepat dari Water Fall, dengan pengembangan modular
    Menggunakan Joint Application Development
    Yang paling dibutuhkan user adalah workshop JAD

 

 

 


Rapid Aplication Development (RAD) adalah sebuah model proses perkembangan software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier di mana perkembangan cepat dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek (kira-kira 60 sampai 90 hari). Karena dipakai terutama pada aplikasi sistem konstruksi, pendekatan RAD melingkupi fase – fase sebagai berikut :
  • Business modeling. Aliran informasi di antara fungsi – fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut : informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? Informasi apa yang di munculkan? Siapa yang memunculkanya? Ke mana informasi itu pergi? Siapa yang memprosesnya?
  • Data modeling. Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase business modelling disaring ke dalam serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut. Karakteristik (disebut atribut) masing – masing objek diidentifikasi dan hubungan antara objek – objek tersebut didefinisikan.
  • Proses modeling. Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data modeling ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis. Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan kembali sebuah objek data.
  • Application Generation. RAD mengasumsikan pemakaian teknik generasi ke empat. Selain menciptakan perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga yang konvensional, RAD lebih banyak memproses kerja untuk memkai lagi komponen program yang ada ( pada saat memungkinkan) atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi (bila perlu). Pada semua kasus, alat – alat bantu otomatis dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
  • Testing and turnover.Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen program telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus di uji dan semua interface harus dilatih secara penuh. 
 Kelebihan : 
a.  RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object). 
b.  Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien
Kekurangan model RAD adalah:
a.  Bagi proyek yang besar tetapi berskala, RAD memerlukan sumber daya manusia yang memadai untuk menciptakan jumlah tim RAD yang baik.
b.  RAD menuntut pengembangan dan pelanggan memiliki komitmen di dalam aktivitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem, di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek. Jika komitmen tersebut tidak ada, proyek RAD akan gagal.

 

Sumber Referensi:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar